Selayang Pandang

Zaman berubah. Dunia pekerjaan, industri, dan kewirausahaan (entrepreneurship) tidak berbeda halnya: bergerak dinamis, tumbuh, dan melahirkan inovasi di sana-sini. Globalisasi dan perkembangan sains dan teknologi digital menjadi pemicu (drivers) transformasi dan disrupsi di berbagai lini kehidupan dan pekerjaan manusia. Hampir 95% industri/perusahaan saat ini menyatakan bahwa SDM/lulusan perguruan tinggi yang ingin direkrut dunia kerja, harus memiliki kompetensi dan keterampilan digital (digital skills) yang komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nyata di dunia kerja. Kompetensi yang dimaksud mencakup tidak hanya mengenai penguasaan ilmu dan pengetahuan, tetapi juga yang lebih sering menjadi faktor kompetitif lulusan adalah keterampilan nonteknis (softskills), keterampilan teknis (hardskills), karakter, dan attitude yang semuanya seharusnya dalam kondisi yang seimbang dan harus kuat pada masing-masingnya

Merespons fenomena tersebut, Politeknik Gistrav (GiTech) lahir dan telah disahkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 180/D/OT/2023.

Tujuan

Tujuan besar (goal) Politeknik Gistrav yaitu untuk mencetak SDM unggul serta Talenta Digital hebat Indonesia di masa depan, dengan karakter entrepreneurship dan intrapreneurship yang juga unggul, berdaya saing tinggi, dan relevan dengan kondisi/lanskap industri dan ekonomi mutakhir. Karakter entrepreneurship memampukan ia mandiri mengembangkan bisnis digital yang menjadi minat dan kemampuannya. Karakter intrapreneurship menjadikan ia seorang profesional yang mampu menghasilkan akselerasi dan inovasi di dalam organisasi atau bisnis di mana ia bekerja.

Komitmen Tinggi pada

Salah satu tantangan klasik lembaga pendidikan adalah memastikan lulusannya laris di pasar tenaga kerja. Selain kurikulum, faktor penting untuk memastikan terhubung dan sesuainya (link and match) lulusan dengan pasar tenaga kerja adalah program yang menjembatani kolaborasi antara lembaga pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Pasar kerja yang dimaksud adalah sektor swasta, pemerintahan, masyarakat sipil (NGO), atau berwirausaha mandiri (entrepreneurship).

Untuk menjawab tantangan itu, GiTech didesain dan dikembangkan dengan visi konsep dan pola pembelajaran yang khusus yaitu ‘Link and Match’ dan Merdeka Belajar yang berbasis projek (Project-based Learning/PBL). Konsep PBL diwujudkan dalam program Teaching Factory (TEFA) yang melibatkan berbagai projek riil dan nyata sejak mahasiswa masih di semester 3 atau 4. Proses pembelajaran dan kuliah akan lebih banyak bertempat di industri atau perusahan digital rintisan (start-up) mitra Politeknik Gistrav atau TEFA di dalam Politeknik Gistrav. Pada pokoknya, para mahasiswa harus mampu bekerja dalam tim dan belajar menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang sifatnya riil. Mereka akan mengalami memiliki rekan-rekan kerja yang riil, atasan dan bawahan yang riil, berhadapan dengan konsumen yang riil, dan menghasilkan produk yang riil pula, sesuai permintaan konsumen atau tuntutan kerja dari atasan. Di samping itu, ada beragam mata kuliah yang tujuannya untuk memberikan mahasiswa keterpaparan (exposure), pengalaman, dan jejaring dengan dunia kerja, yaitu mata kuliah Magang (Internship), Studium Generale, dan Projek Mandiri. Semua komitmen dan inovasi ini dalam rangka membentuk kompetensi dan keterampilan/kecakapan (skills) teknis dan nonteknis mahasiswa. Filosofinya adalah bahwa proses pembelajaran harus efektif yang mana mahasiswa harus mengalami seperti dalam dunia kerja yang nyata dalam proses perkuliahan mereka di kampus (experiential learning). Dalam waktu 2 tahun kedepan, standarisasi Politeknik Gistrav dalam berbagai hal wajib ditingkatkan untuk proses akreditasi perguruan tinggi. Sehingga, ketika meluluskan atau mewisuda lulusan untuk pertama kalinya, yaitu 4 tahun kedepan, Politeknik Gistrav akan sudah memiliki akreditasi, sesuai dengan peraturan Kemendikbudristek RI. Ke depan, dalam visi dan road map pengembangannya, GiTech akan mendirikan program S2 atau Magister Terapan, serta prodi D2 yang langsung Link and Match dengan kebutuhan nyata di dunia kerja dan industri-industri spesifik.



Kolaborasi sebagai Strategi Kunci Link & Match

Untuk merealisasikan visi, konsep, dan rencana-rencana tersebut, semenjak proses pendiriannya GiTech telah membangun kolaborasi erat melalui forum diskusi dan nota kesepahaman (MoU) dengan Gistrav Corp dan entitas-entitas DUDI kreatif yang relevan dan strategis. Gistrav Corp memiliki banyak dan beragam lini bisnis yang berbeda,

yaitu dari konstruksi, pertambangan, pendidikan dasar, pendidikan tinggi, hingga tour & travel pengiriman siswa/mahasiswa ke luar negeri (Jepang, Korea Selatan, Singapura, bahkan beberapa negara di Eropa). Entitas-entitas DUDI kreatif yang telah menjalin kerja sama dengan GiTech adalah Asosiasi Industri Kreatif Indonesia (ADITIF), DIGIMIND, digital start-up, serta perusahaan-perusahan besar di Indonesia. Kolaborasi dengan entitas-entitas eksternal strategis ini diwujudkan dalam (a) pengembangan kurikulum yang kontekstual dengan praktik industri, (b) penyediaan instruktur TEFA dari praktisi, (c) penyediaan dosen tamu dari praktisi pada mata kuliah Studium Generale, (d) lokasi magang mahasiswa, dan (e) pasar tenaga kerja yang siap menyambut lulusan yang sesuai dengan kebutuhan dan kriteria mereka. Skema kolaborasi dan sinergi ini membentuk fondasi kuat kapasitas dan potensi GiTech dalam mendidik anak-anak bangsa dalam ruang akademik dan praktik nyata.



Prodi Inovatif di Tengah Fenomena Digitalisasi di berbagai Lini

Pemilihan bidang prodi yang dikembangkan (semuanya Sarjana Terapan/D4) sangat relevan dengan era digital (teknologi digital) yang telah masuk ke dalam seluruh lini kehidupan dan pekerjaan masa kini dan masa depan. Ada tiga prodi digital yang pada awal pendiriannya dikembangkan oleh GiTech,

yaitu Bisnis Digital (Digital Business), Pemasaran Digital (Digital Marketing), dan Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering). Ketiga prodi ini sangat dibutuhkan dan relevan dengan tuntutan lanskap bisnis dan ekonomi mutakhir (informasi rinci prodi lihat pada menu Program Studi). Kuliah dirancang dengan komposisi praktik dan teori yang perbandingannya yaitu 70%:30%. Porsi praktik yang lebih besar bertujuan untuk mencetak lulusan yang selain memiliki kapasitas ilmu pengetahuan, mereka juga memiliki wawasan dan kompetensi.



Politeknik yang Agile and Stays Relevant

Komitmen untuk link and match lulusan dengan DUDI mengharuskan Politeknik Gistrav untuk terus adaptif, fleksibel, dan agile dengan kondisi eksternal mutakhir. Filosofi pembelajaran dan pengembangan terus menerus (lifelong learning and continuous improvement) menjadi ‘DNA’ yang harus melekat pada GiTech. Kurikulum, materi pembelajaran, dan dosen-dosen harus fleksibel dan adaptif sesuai dengan jenis dan tantangan nyata dari projek-projek dalam TEFA yang berasal dari industri mitra Politeknik Gistrav.

TEFA harus diintegrasikan erat dengan kurikulum dan proses pembelajaran agar berkelanjutan (sustainable) dan berdampak signifikan pada penciptaan kompetensi mahasiswa. Dampak integrasi ini adalah terus mutakhir dan relevannya kurikulum dengan kondisi faktual dunia bisnis dan industri. Mahasiswa disajikan dengan menu dan pengalaman yang sifatnya fresh. Dengan strategi ini, kompetensi yang terbentuk dan terasah serta terlatih, tidak hanya hardskills (technical skills), tetapi juga softskills. Softskill yang dimaksud mencakup kepemimpinan (leadership), pemecahan masalah (problem solving), cara berkomunikasi (communication), bekerja dalam tim (teamwork), kreatifitas (creativity), cara berpikir logis, kritis, dan analitis (logical, critical, and analytical thinking), dan cara menjual gagasan dan produk (pitching and selling skills). Plus, karakter (character) dan sikap (attitude) mahasiswa, yang di antaranya adalah integritas, karakter pekerja keras, karakter pembelajar mandiri sepanjang hayat, kejujuran, akan turut tercipta dan terasah dengan strategi ini. Bagi dosen, hal ini juga berdampak pada relevansi kompetensi mereka. Fenomena usangnya materi yang diajarkan dosen dapat direduksi atau bahkan nihil. Kajian dan inovasi yang dihasilkan pun juga terus sinkron dengan kebutuhan DUDI dan masyarakat. Dengan demikian, isu menara gading



Desain Fisik Kampus: A Creative Space, A Dynamic Sphere

Selain untuk perkuliahan, kampus dirancang untuk lebih dominan menjadi ruang-ruang kreatif mahasiswa. Co-working space dan ruang diskusi merupakan fitur fisik pembeda GiTech dibandingkan politeknik atau perguruan tinggi umumnya. Ruang yang tersedia di kampus dirancang untuk menjadi ruang pengembangan ide dan aksi kreatif yang berisi perbincangan dinamis dan produktif.

Dengan demikian, pada semester-semester awal dan pertengahan, mahasiswa baik sebagai individu maupun sebagai tim tidak hanya mengerjakan tugas perkuliahan dan mengerjakan projek, tetapi juga dapat mengeksplorasi diri dan gagasan kreatif mereka serta berinteraksi dan berdiskusi secara dinamis, kreatif, dan produktif. Sedangkan pada semester-semester akhir, mahasiswa diwajibkan melakukan magang di industri (di dalam negeri atau di luar negeri), dan/atau dalam skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).



What’s Next?

Proses pendirian Poliktenik Gistrav telah memenuhi seluruh persyaratan dan telah melalui seluruh tahapan/proses evaluasi yang cukup ketat sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek RI, dengan status Akreditasi Minimum Pendirian Perguruan Tinggi Baru melalui Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 180/D/OT/2023.

Dalam waktu 2 tahun kedepan, standarisasi Politeknik Gistrav dalam berbagai hal wajib ditingkatkan untuk proses akreditasi perguruan tinggi. Sehingga, ketika meluluskan atau mewisuda lulusan untuk pertama kalinya, yaitu 4 tahun kedepan, Politeknik Gistrav akan sudah memiliki akreditasi, sesuai dengan peraturan Kemendikbudristek RI. Ke depan, dalam visi dan road map pengembangannya, GiTech akan mendirikan program S2 atau Magister Terapan, serta prodi D2 yang langsung Link and Match dengan kebutuhan nyata di dunia kerja dan industri-industri spesifik.